Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Riddle 12

 Hanya Mimpi Oleh: ALU     Tek Thuk...Tek Thuk... Suara detik jam semakin membuatku tidak bisa tidur. Aku sudah membaca doa sebelum tidur berkali-kali, menghitung domba, membuka buku pelajaran, dan mencoba semua hal yang katanya bisa membuat mengantuk, tapi tetap saja... Pukul 00.47, suara aerator aquarium macet di lantai bawah tak ubahnya seperti suara gesekan daun bambu. Aku tahu aku penakut, tapi aku tidak bisa menahan rasa penasaranku untuk membaca episode lanjutan komik horor yang baru rilis jam 00.00 tadi. Jadi, ya... seperti ini keadaanku sekarang, apalagi orang tuaku sedang ke luar kota, menjenguk paman yang sedang sakit, tapi tenang saja, aku sudah meningkatkan keamanan, jendela dan pintu sudah kukunci mulai maghrib kemarin.      Hey, dimana ini? Di depanku ada mayat seorang wanita dengan kode darah disampingnya.  "Bagaimana, apa sudah mendapat petunjuk? " Tanya laki-laki berkumis tebal padaku. Padaku? Wah pasti ini mimpi, tapi yes berarti akhirnya aku bisa tidur.   

Fiksi Mini 3

 Pembersih Lemak Oleh: ALU "Terimakasih, semua masalahku sudah selesai... " Ucap temanku dengan mulut penuh busa, disampingnya ada berbotol-botol M*m* lemon bebas lemak yang sudah kosong. Aku ingat, terakhir kita bertemu aku menganjurkannya memakai cairan tersebut untuk menghilangkan salah satu masalahnya, lemak. 

Cerpen 15

Kuliah Dimana? Oleh: ALU "Ayo ke BK!" Ajak Laila, akhir-akhir ini memang tempat favorit kami adalah BK, tentunya setelah Kantin dan Kopsis. "Ngapain?" "Ya kayak biasanya... Ayowes, mumpung teman-teman nggak tahu..." Aku menoleh ke sekitar, kelas sepi, teman-teman masih ganti seragam setelah olahraga, aku lalu mengangguk mengiyakan, daripada nanti bareng banyak teman jadi tidak dihiraukan sama guru BK. "Sampeyan sudah fix a Fin mau ndaftar dimana SNMPTN nya?" "Belum eh... Kalau jurusannya sudah fix, tapi kalau universitasnya belum." "Huwaa, aku malah belum fix semua..." "Assalamualaikum, Bu Indrinya ada?" Kami melongok ke dalam ruang BK. "Oh, iya Mbak, silakan masuk, janga lupa isi presensinya dulu ya..." Setelah kami mengisi presensi, kami duduk berhadapan dengan Bu Indri. "Ada apa ini? Mau konsultasi apa?" Tanya Bu Indri, entah kenapa, selalu seperti ini, saat audah ditanyai aku langsung blank, l

(not) Lucid Dream

Oleh: ALU       Aku tidak tahu aku ada di dalam raga siapa. Rasanya aku tiba-tiba terlempar kesini dan kepalaku terisi macam-macam info umum tentang tempat ini. Ada komputer bersusun yang terhubung dengan kabel-kabel, mesin-mesin berdesain kecil yang dipasang di etalase, dan lain-lain. "Waktu pengerjaan misi hanya 24 menit, selama itu CCTV akan saya matikan." Kata laki-laki berkacamata bulat yang sepertinya adalah pemilik tempat ini. "Siap." Jawab kami dengan posisi siap. Aku sendiri tidak tahu ini misi apa? Terus kenapa aku bilang siap? "Ya, mulai!" Setelah mengucapkan itu, orang itu hilang, berteleportasi. Sehingga di ruangan ini haya tinggal 13 orang, termasuk aku.      Aku hanya mengekori orang yang ada di depanku. "Kuncinya macet!" Seru orang yang paling depan. Lalu, laki-laki yang berada di keempat dari belakang menerobos ke depan dengan wadah air transparan di punggungnya dan selang bertekanan tinggi di tangannya. Kami memberikan jalan. Or

Riddle 11

                        Kode                     Oleh: ALU     Ada suatu pembunuhan tertutup di apartemen nomor 204. Pelaku tidak meninggalkan jejak walau sidik jari sekalipun. Polisi pun bingung, karena hanya menemukan simbol di samping korban yang ditulis dengan darah dan hape mendol di genggaman tangan korban yang hanya berisi angka-angka. Simbol: 🔺🔵⬜ Deretan angka: 1478, 258, 1235789, 15358     Karena tidak bisa memecahkan kode tersebut, polisi mencoba menginterogasi beberapa tersangka: -Penghuni di bawah TKP (nomor 104): •Kakek Will: sejak istriku meninggal aku tidak pernah menginjakkan kaki di lantai atas. -Penghuni di atas TKP (nomor 304):  •Jack: aku sibuk bekerja, tidak sempat untuk melakukan hal seperti itu. •Mari(istri Jack): mana mungkin aku membunuh calon menantuku sendiri! •Liza: tidak mungkin aku membunuhnya... •Lizy: kalian mencurigaiku? -Penghuni samping kiri TKP (nomor 205): •Andrew: kalian mengganggu kerjaku saja! •Lyta(istri Andrew): tidak mungkin aku melakukan ha

Cerpen 14

Cover Itu (tidak) Penting Oleh: ALU "Ya ampun, nggak tau ya kenapa, kok aku bisa mirip banget sama Kanna sih." Kata Lira, membuat Maia menautkan kedua alisnya. "Kanna siapa?" "Ya Kanna Hashimoto lah, siapa lagi." Jawab Lira, Maia hanya memutar kedua bola matanya malas . "Kamu pingin dirajam orang se-Jepang?!" "Hee kok gitu, katanya disuruh PD, tapi sekarang kamu malah menghancurkan kePDanku!" Lira mengerucutkan bibirnya, tidak terima. "Iyadeh, sori sori." Kata Maia meninju pelan lengan sepupunya yang moody -an dan gampang ngambek itu. "Sakit tahu!" "Nggak tahu tuh." Maia mengedikkan kedua bahunya. "Huh, memangkelkan!"       Ya, seperti itulah hubungan percousinan antara Maia dan Lira. Sebenarnya Lira lebih tua satu tahun dibandingkan Maia, tapi jika dilihat dari nasab, Lira adalah adik sepupu Maia, jadi mereka memutuskan untuk tidak memanggil dengan embel-embel 'mbak' satu sama lain, karen

Cerpen 13

Matsama Suku Osing Oleh: ALU "Duduk sendiri a? Aku duduk disini ya." Tanya perempuan berkulit putih dengan muka mirip teddy bear, aku mengangguk cepat. Untung saja ada yang mau duduk di sebelahku, salahku sendiri sih datang terlalu siang, sampai bangku favorit yang di bagian belakang sudah terisi semua dan hanya menyisakan bangku di bagian depan. Sebenarnya, ada satu bangku kosong di sebelah Alifia, tapi menurut peraturan yang diumumkan kemarin, saat matsama(masa taaruf siswa madrasah) tidak boleh duduk bersebelahan dengan teman dari sekolah yang sama.Peraturan  itu bertujuan baik sih, tapi alumni dari sekolahku yang melanjutkan sekolah disini sekitar 40%, jadi di deretan Tsabita, banyak anak dari sekolah asalku yang duduk berdekatan, seperti Miya, Tsabita dan Alifia. Aku yang terlalu kaku pada peraturan langsung memilih deret yang berbeda dan jadi terkesan sombong, tapi biarlah, daripada aku dikeluarkan dari sekolah ini gara-gara tidak menaati peraturan. "Ya amp

Cerpen 12

UTBK-ku Oleh:ALU      Saat mendaftar UTBK, aku mendapatkan jadwal di hari pertama. Saat hari itu tiba, aku sengaja bangun lebih pagi daripada biasanya. Setelah sarapan dan belajar, sekitar jam sepuluh aku menyetrika baju yang akan kukenakan nanti, lalu melanjutkan belajar lagi, karena menurutku materi yang kupelajari masih kurang. Satu jam kemudian, sepupuku yang akan mengantarku ke lokasi UTBK datang, karena aku tidak bisa mengendarai sepeda motor maupun mobil. Biasanya aku diantar bapakku, sayangnya hari ini beliau masih di luar kota. Setelah berbincang-bincang dengan sepupuku cukup lama, azan zuhur berkumandang, waktunya untuk salat. Lalu aku membersihkan diri dan berganti pakaian.       Saat meletakkan handuk di jemuran samping rumah, aku melihat ada beberapa orang di depan pintu rumahku, aku lalu menyambar kembali handuk itu dan mengenakannya untuk menutupi rambutku. Aku membuka pintu, ternyata orang-orang itu adalah saudaraku yang berasal dari kota  jauh, setelah mempersil

Cerpen 11

Senja Oleh: ALU    Matahari mulai condong ke barat. Setelah berdoa bersama dan mengucap salam kepada guru yang ada di depan, siswa-siswi kelas enam segera keluar dari kelas. Beberapa anak langsung menuju jalan raya untuk mencegat angkot, ada juga yang pergi ke perpustakaan sekolah untuk menghabiskan waktu menunggu jemputan dengan membaca buku atau sekedar ngobrol dengan teman-temannya. "Nur, sini!" Panggil perempuan ceking, tegas dan rikat yang kerap dipanggil dengan nama Bu Wiji. "Iya Bu, ada apa ya?" Siswi jangkung dengan rok plisket merah yang sudah cingkrang dan memakai kerudung bertali di belakang kepalanya itu mendekat. "Ini lho, kan ada try out di SDN 08, pendaftaran try out nya mulai dibuka hari ini, ini ada sepuluh anak yang Bu Wiji daftarkan termasuk kamu sama Oliv, tolong kalian pergi kesana menyerahkan file-file yang dibutuhkan." Kata Bu Wiji sambil menepuk pundak Nur dan Oliv. "Baik Bu." Ucap mereka bersamaan. Sebenar

Riddle 10

Tetangga Baru? Oleh: ALU "Oiya, jendela samping gudang tadi belum kututup." Aku menuju gudang yang letaknya di bagian belakang bangunan ini. Sebenarnya fungsi gudang ini hanya untuk menyimpan alat bersih-bersih dan tempat tangga yang menghubungkan lantai ini dengan lantai atas,  jarang sekali bukan tangga penghubung seperti ini malah diletakkan didalam ruangan, sungguh penataan yang aneh, saat pertama bekerja dulu aku bahkan tidak tahu ada tangga penghubung, karena letaknya tersembunyi dan gelap membuat gudang itu terasa singup. Tik...tik...tik... Suara detik jam dinding yang menunjukkan pukul 21.54 menggema ke seluruh bangunan yang hanya tinggal aku seorang. Jendela besar berkusen coklat pudar itu dipasang terali, agar tidak gampang kemalingan dan sirkulasi udara tetap terjaga, katanya. Penerangan disini sangat minim, karena jendela itu menghadap ke samping bangunan, tepatnya ke ruko samping, ditambah lagi, pemilik bangunan ini hanya menempatkan dua lampu besar, untuk

Fiksi Mini 2

Akhirat "Aku ingin tahu, apa benar ada kehidupan setelah mati?!" "Biar kubantu." Jawab temannya.

Cerpen 10

Serba Pertama Oleh: ALU Sore itu, aku yang sedang asyik rebahan tiba-tiba dikagetkan dengan suara notifikasi whatsapp. 'Selamat Dek, kamu lolos seleksi OSK nya.' Isi pesan dari guru bimbinganku itu berhasil membuatku loncat-loncat kegirangan, sayangnya cuma dalam hatiku saja, soalnya: Pertama, dalam posisi seperti ini tidak mungkin dong langsung loncat-loncat ke lantai dan melepaskan diri dari gravitasi kuat kasur; kedua, loncat-loncat membutuhkan energi besar, sedangkan alasanku rebahan di kasur adalah kekurangan energi; ketiga, pliss ya, ada Ibu dan Kakakku yang sedang curhat duduk di pinggiran kasur, kalau aku tiba-tiba loncat-loncat pasti mereka akan melongo dan image yang kubangun sebagai anak yang pendiam akan runtuh seketika. "Buk, aku..." Kataku dengan posisi yang sudah duduk. "Sek toh, gantian kalau cerita." Kakakku ngedumel, sepertinya mood nya kurang baik. "Aku lolos seleksi OSK." Kataku datar. "Oo..