Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Riddle 2

                        Hotel Angker? (2)                                Oleh: ALU     Malam itu pukul 23.40, kami bermain UNO di bangku pinggir kolam renang. Angin malam berhembus perlahan menimbulkan suara gemerisik daun pohon-pohon yang ada di belakang kami. Cahaya lampu yang dipasang di setiap sudut kolam renang, dipantulkan kembali oleh air yang tenang. Jujur saja, mungkin aku sudah ketakutan jika hanya aku, Rara, Lila, dan Ana yang ada disini, karena tempat ini cukup luas dan menurutku cocok untuk shooting adegan horor. Untungnya, ada beberapa orang disini, yang di bangku sebelah ada teman-teman sekolah kami yang sedang asyik berfoto, sedangkan di bangku bagian pojok ada beberapa orang yang merokok karena di hotel ini dilarang merokok di dalam ruangan. Karena efek angin, jadi asap rokok mereka terbawa hingga bangku kami. Karena aku tidak kuat dengan asap rokok, akhirnya aku kembali sendiri ke kamarku dan membiarkan mereka memainkan kartu UNO ku. "Di lemari ada han

Riddle 1

                                                                      Hotel Angker?                                                                             Oleh: ALU Saat study tour   ke Jogjakarta, kami menginap di sebuah hotel yang menurut kakak kelas merupakan hotel angker, karena tahun lalu beberapa dari mereka mengalami hal yang janggal. Hotel ini luas namun tidak terlalu tinggi mengingat letaknya di kawasan penerbangan. Hotel ini hanya terdiri dari tiga lantai dengan atap gentingnya yang berwarna coklat tua. Dindingnya yang berwarna putih serta banyaknya tanaman besar menambah kesan menyeramkan. 'Untung saja hanya menginap satu malam.' pikirku yang penakut ini. Setelah mengambil barang kami yang ada di bus, kami lalu mengambil kunci kamar. Setiap kamar berisi empat orang, namun di kamarku ada lima orang karena kamarnya yang lebih luas jika dibanding kamar yang lain. "Kamu kamar nomor berapa?" Tanyaku pada teman kelasku. "202."

Cerpen 3

                                                           Predestined                  Oleh: ALU   Seorang laki-laki dengan panah yang dislempangkannya di punggung, berdiri di tebing sambil menengadah ke langit yang bertabur bintang. Angin malam yang lembut memainkan rambut birunya yang sedikit panjang. Ia menghela nafas panjang, luka yang ia alami bukannya terobati seiring berjalannya waktu, luka itu justru menganga lebar. "Master Zaffre!" Panggil laki-laki berambut coklat. "Sudah kubilang, tidak usah memanggilku 'master' , ada apa?" Jawab laki-laki berambut biru, Zaffre. "Sepertinya sudah waktunya." "Baiklah, aku akan pergi kesana." Zaffre beranjak pergi dari tebing itu, dan menuju ke pondok kecil yang berada di pinggir telaga. Pondok yang terbuat dari kayu itu adalah tempat kediaman guru bela dirinya. Gurunya itu ahli bela diri yang terkenal, namun ia memilih menyembunyikan dirinya dari manusia yang membuatnya teras