Resensi Novel "Inkspell (Tintenblut)"

 Oleh:ALU

Setelah meng-checkout preloved novel Inkheart, saya tiba-tiba kepikiran “Kan trilogi novel ini sudah terbit lama, kenapa nggak sekalian dilengkapi?”, sungguh bisikan setan sangat dahsyat, dan sayangnya saya menyetujui bisikan itu. Enggak sih, bukannya menyesal sudah beli novel ke-2 dan ke-3 nya, cuma yaa itu uang tabungan habis tidak sesuai dengan rencana awal😊. Btw covernya cantik banget nggak sih? Dan ternyata yang cantik bukan covernya aja, tapi isinya jugaa. Langsung saja saya ulas yaw



1 Identitas

Judul: Inkspell (Tintenblut)

Penulis: Cornelia Funke

Penerjemah: Dinyah Latuconsina & Monica D. Chresnayani

Jumlah Halaman: 680 halaman

Ukuran: 15,1 x 23 cm

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2012

2 Sinopsis

Satu tahun berlalu sejak Capricorn dan sebagian sekutunya mati, namun Meggie masih belum bisa melupakan berbagai peristiwa luar biasa yang terjadi di Tintenherz, ia ingin mengunjungi Tintenwelt dunia asal Satubfinger yang menurut ibunya penuh dengan makhluk-makhluk ajaib. Di lain sisi Staubfinger akhirnya menemukan seseorang untuk membacakannya kembali ke dunianya, pencerita jahat bernama Orpheus yang memiliki suara ajaib seperti Mo, ia pun meninggalkan Farid dan terjun ke Tintenwelt. Farid lalu mencari Meggie dan mereka menemukan jalan untuk masuk ke Tintenwelt. Di sana mereka bertemu Fenoglio, penulis kisah asli Tintenherz, yang sekarang tinggal di dalam ceritanya sendiri-dan mendapati cerita itu berubah banyak dan berkembang menjadi mengerikan. Bisakah Meggie, Farid dan terutama Fenoglio mengembalikan cerita ke jalur sebenarnya?

3 Kepengarangan

Cornelia Funke salah satu penulis buku anak dan remaja paling terkenal di Jerman. Ia mulai menulis setelah mendapat gelar sarjana keguruan sekaligus menyelesaikan pendidikan di bidang grafis. Ia menulis teks untuk buku anak bergambar, buku khusus untuk dibacakan, buku untuk anak usia dini dan untuk mereka yang terbiasa membaca cepat serta banyak. Sebagian besar bukunya dihiasi ilustrasi-ilustrasi buatannya sendiri. Buku-buku Cornelia Funke banyak mendapat penghargaan dan menjadi karya laris internasional, misalnya Herr der Diebe (Pangeran Pencuri) yang telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh bahasa dan difilmkan. Buku Tintenblut ditulisnya karena ia rindu dengan tokoh-tokoh di Tintenherz,selain itu banyak pula hal yang harus diceritakan. Bgian kedua ini merupakan petualangan menulis Cornelia yang menurutnya paling seru, hingga ia tidak bisa cukup cepat mengetik kata-kata yang mengalir sangat lancar.

4 Kelebihan

            Seperti sebelumnya, novel bertema fantasi ini memiliki alur maju dan cocok dibaca untuk remaja.  Latar tempat, waktu dan suasana digambarkan dengan jelas, bahkan penokohannya pun seakan-akan kita sudah mengenal lama sosok tersebut. Selain itu, saya juga suka kutipan-kutipan di awal bab yang bertindak sebagai ‘spoiler’ isi bab tersebut dan ilustrasi buatan Cornelia Funke juga kadang ditampilkan di akhir tiap babnya, pada buku kedua ini ilustrasi yang ditampilkan lebih beragam dan terdapat pula peta wilayah kekuasaan yang ada di Tintenwelt sehingga kita lebih mudah membayangkan petualangan tokoh-tokoh.



5 Kekurangan

            Sebelumnya saya mengeluhkan konflik yang kurang kompleks di Inkheart, namun di Inkspell ini menurut saya konfliknya terlalu rumit dan tidak ada penyelesaiannya, memang penulis telah mengatakan bahwa ada bagian ketiga untuk lanjutan novel ini, hanya saja saya tidak menyangka jika novel Inkspell ini hanya berisi masalah-masalah (walaupun seru), jika ada jalan keluar pun malah akan membawa bencana, seperti ide Fenoglio untuk membangkitkan kembali Cosimo, mungkin penyelesaian konflik-konflik ini akan disajikan di buku bagian ketiga.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Kosmos"